Home > Berita > Darimana Perubahan dimulai

Darimana Perubahan dimulai

Mengulang cerita yang pernah saya posting, yang saya sudah lupa sumbernya, namun masih membekas dibenak saya (mungkin ada yang tahu sumber dan ceritanya lebih detail?) :

Dahulu ada seorang anak yang pada saat Dia kanak-kanak memiliki cita-cita ingin merubah Dunia. Seiring dg perjalanan waktu menginjak remaja apa yang di cita-citakannya belum mengarah kepada apa yang di cita-citakannya, maka dia menurunkan cita-citannya “nanti pada saat dewasa saya ingin merubah Negaraku”. Dan pada saat dewasa cita-cita ini pun belum menunjukan ke arah pencapaian, maka pada saat dewasa Ia merubah cita-citanya “nanti jika saya berumur 30 tahun saya ingin merubah daerahku”, menginjak usianya yang ke 30th cita-cita ini pun masih belum menunjukan tanda-tanda akan tercapai, maka untuk yang kesekian kalinya ia kembali merubah cita-citanya “kelak di usiaku yang ke 40th saya ingin merubah desaku”, dan seperti sebelumnya cita-cita inipun hanya tinggal cita-cita. Penyesuaian pun kembali dilakukan “kelak diusia ku yang ke 50th, aku akan merubah dusunku, cerita kegagalan inipun berulang, sehingga dengan pesimis ia kembali menyesuaikan cita-citanya “jika usiaku sampai 60th, aku akan merubah keluargaku” dan inipun belum dapat dicapainya, hingga pada suatu saat, sang malaikat menghampirinya, dan sembelum dia menghembuskan napasnya yang terakhir serta masih didampingi cita-citanya yang belum pernah diwujudkan, Dia berkata lirih “Jika aku masih diberi kesempatan untuk hidup, maka aku akan merubah diriku sendiri, namun malang perpanjangan waktu yang diajukan ditolak oleh sang malaikat maut.

Rekan-rekan yang berbahagia, bersyukur kita mengetahui bahwa perubahan besar pun harus dimulai dari diri sendiri. Merubah pola pikir, merubah pola berinteraksi, merubah pola belajar, merubah pola memahami, merubah pola dalam menyikapi sesuatu. Tentu cerita ini saya sampaikan kembali bukan didasari pemikiran bahwa rekan-rekan belum mengetahui prihal ini, namun sekedar merefresh apa yang telah kita ketahui bersama.

Sebagai team leader maupun team follower, bukanlah prihal menerima namun memberi, bukan sebanyak apa yang kita terima, tapi sebanyak apa yang kita berikan, bukan seberapa banyak kita dipahami, tapi seberapa banyak kita memahami. Tentunya penilaian ini ditujukan kepada diri kita masing-masing, karena jika penilaian ini kita tujukan untuk orang lain, maka yang terjadi adalah cerita terbalik yang berujung tidak baik seperti cerita diatas.

Pasang surut organisasi kerap kali terjadi karena berkembangnya ego pribadi, karena liarnya arogansi yang berpikir kita mampu mengembangkan lembaga ini sendiri, dengan kecerdasan kita sendiri, dengan nama besar kita sendiri, dengan pengalaman kita. Kita menganggap orang lain salah dimana mungkin saja karena kamus kita yang belum lengkap.

Ijinkan saya mengajak rekan-rekan semua untuk bersinergi, saling mengisi, saling membimbing. Memberikan delegasi bagi team yang telah mampu, membimbing dan mendampingi bagi team yang belum mampu pada bidang-bidang tertentu, bukan menyalahkan namun membenarkan, bukan memarahi namun memberitahu dan mengarahkan. Jika kita tidak bisa mengajak dengan cara kita, mari kita coba merubah pola pendekatan kita.

– Apa yang siap kita rubah demi mencapai tujuan kita?

– Apa yang siap kita berikan untuk mencapai tujuan kita?

– dari diri kita, Apa yang siap kita korbankan untuk meraih cita-cita kita?.

Sukses…. Sukses…. Sukses
Semoga keberlimpahan datang dari segala sumber
Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

SELAMAT PAGI ……..
Salam

Made Sumiarta

Categories: Berita
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment